1. MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai
terjemahan istilah society) adalah sekelompok orangyang membentuk sebuah
sistem semi tertutup (atau
semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu
yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak . Lebih
abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Yakni ia adalah sebuahkomunitasyang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur. Kemudian menurut Syaikh
Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat
apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
2. KEBUDAYAAN
Budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal)diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani.
Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia. Adapun menurut Pak Parsudi
dalam bukunya “Hubungan Antar Sukubangsa ” mendefinisikan “Kebudayaan
sebagaikeseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yangdigunakannya
untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta
menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.
Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian
aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi
yangterdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh
manusia,dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana
terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya”. Sementara menurut Paul
B. Horton dan C. Hunt Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-samadalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu,mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan didalam kelompok / kumpulan manusia tersebut J. J Honigmann (dalam
Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanyatiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu :
(1) ideas
(2) activitie dan
(3) artifact
dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya
dengantiga wujud kebudayaan :
a) Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari
ide-ide,gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan
sebagainya.
b) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas sertatindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
c) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas sertatindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
3. MASYARAKAT YANG MULTIKULTURAL
Teori sosiologi
klasik biasanyaselalu berfokus pada konflik-konflik sosial yang muncul di
dalammasyarakat yang kurang lebih homogen. Pada 1939 Furnivall membuatterobosan
baru dengan mencoba memahami dinamika dan problematikamasyarakat plural. Senda
dengan pendapat ini adalah apa yang dikatakan oleh Van den Berghe,
“Secara relatif seringkali terjadi konflik diantarakelompok yang satu dengan
kelompok yang lain”.
Masyarakat
majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh
sistem nasional,yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadisebuah
bangsa dalam wadah negara. Sebelum PerangDunia
kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahanadalah contoh dari masyarakat
majemuk. Sedangkansetelah Perang Dunia kedua contoh-contoh darimasyarakat
majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia,Afrika Selatan, dan Suriname.
Ciri-ciri yang menyolok dankritikal dari masyarakat majemuk adalah hubungan
antarasistem nasional atau pemerintah nasional denganmasyrakat suku bangsa, dan
hubungan di antaramasyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistemnasional.
Dalam perspektif hubngan kekuatan, sistemnasional atau pemerintahan nasional
adalah yang dominandan masyarakat-masyarakat suku bangsa adalahminoritas.
Hubungan antara pemerintah nasional denganmasyarakat suku bangsa dalam
masyarakat jajahan selaludiperantarai oleh golongan perantara, yang posisi ini
dihindia Belanda dipegang oleh golongan Cina, Arab, dan Timur Asing
lainnya untuk kepentingan pasar. Sedangkanpara sultan dan raja atau para
bangsawan yang disukungoleh para birokrat (priyayi) digunakan untuk
kepentinganpemerintahan dan penguasaan. Atau dipercayakan kepadapara bangsawan
dan priyayi untuk kelompok-kelompoksuku bangsa yang digolongkan sebagai
terbelakang atauprimitif.Dalam masyarakat majemuk dengan demikian
adaperbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan politik yang dikukuhkan
sebagai hukum ataupun sebagai konvensisosial yang membedakan mereka yang
tergolong sebagaidominan yang menjadi lawan dari yang minoritas.
Dalam masyarakat
Hindia Belanda, pemerintah nasional ataupenjajah mempunyai kekutan iliter dan
polisi yangdibarengi dengan kekuatan hukum untuk memaksakankepentingan-kepentingannya,
yaitu mengeksploitasisumber daya alam dan manusia. Dalam struktur
hubungankekuatan yang berlaku secara nasional, dalalm penjajahanhindia Belanda
terdapat golongan yang paling dominanyang berada pada lapisan teratas, yaitu
orang Belanda danorang kulit putih, disusul oleh orang Cina, Arab, dan
Timurasing lainnya, dan kemuian yang terbawah adalah merekayang tergolong
pribumi. Mereka yang tergolong pribumidigolongkan lagi menjadi yang tergolong
telah menganlperadaban dan meraka yang belum mengenal peradabanatau yang masih
primitif. Dalam struktur yang berlakunasional ini terdapat struktur-struktur
hubungan kekuatandominan-minoritas yang bervariasi sesuai
konteks-kontekshubungan dan kepentingan yang berlaku.
Dikatakan bahwa,
keberadaan kelompok minoritasselalu dalam kaitan dan pertentangannya dengan
kelompok dominan, yaitu mereka yang menikmati statussosial tinggi dan sejumlah
keistimewaan yang banyak.Mereka ini mengembangkan seperangkat prasangka
terhadap golongan minoritas yang ada dalammasyarakatnya. Prasangka ini
berkembang berdasarkanpada adanya :
a) perasaan superioritas pada mereka yangtergolong dominan;
b) sebuah perasaan yang secaraintrinsik ada dalam keyakinan mereka bahwa
golongan minoritas yang rendah derajadnya itu adalah berbeda darimereka
dantergolong sebagai orang asing;
c) adanya klaim pada golongan dominan bahwa sebagai aksessumber daya yang ada
adalah merupakan hak mereka, dandisertai adanya ketakutan bahwa mereka yang
tergolongminoritas dan rendah derajadnya itu akan mengambilsumberdaya-sumber
daya tersebut.
4. DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Untuk menganalisa
secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosila budaya di masyarakat
sebagai proses-proses yang sedan berjalan atau bergeser kita memrlukan beberapa
konsep. Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan
serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik
sosial (social dynamic).
Konsep-konsep penting
tersebut antara lain internalisasi (internalization) , sosialisasi
(socialization), dan enkulturasi (enculturation). Kemudian ada juga evolusi
kebudayaan (cultural evolution) yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia
dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang semakin lama semakin kompleks.
Serta juga ada difusi (diffusion) yaiu peneybaran kebudayaan secara geografi,
terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses lain adalah proses
belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses
akulturasi (acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akhirnya ada proses
pemabahruan atau inovasi (innovation), yang berhubungan erat dengan penemuan
baru (discovery dan invention).
Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
Proses Internalisasi.
Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai
mavam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi kepribadiannya. Tetapi wujud dari
kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimuli yang ada di
sekitar alam dan lingkungan sosial dan budayanya.
Maka proses
internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu
dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam
kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan
sepanjang hidupnya. Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar
kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang
individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan
dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya yag menduduki
beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan
sehari-hari.
Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma,
serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi
dalam bahas Indonesia juga berarti “pembudayaan”. Sorang individu dalam
hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan
dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah
diinternalisasi dalam kepribadiannya.
Proses evolusi Sosial
Proses Microscopic
dan Macroscopic Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dari suatu
masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh
seorang peneliti seolah-olah dari dekat secar detail (microscopic), atau dapat
juga dipandang dari jauh hanya dengan memperhatiakn perubahan-perubahan yang
besar saja (macroscopic). Proses evolusi sosial budaya yang dianalisa secara
detail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagai macam proses perubahan
yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari dalam setiap masyarakat di
dunia.
Proses-Proses
Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya. Proses ini mengenai suatu aktivitas dalam
sebuah lingkunagn atau suata adat dimana aktivitas yang dilakukan terus
berulang. Dan aktivitas yang dimaksud biasanya aktivitas yang menyimpang atau
diluar kehendak prilaku. Namun pada suatu ketika dan sering terjadi aktivitas
tersebut selalu berulang (recurent) dalam kehidupan sehari-hari disetiap
masyarakat. Sampai akhirnya masyarakat tidak bisa mempertahankan adatnya lagi,
karena terbiasa dengan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Maka masyrakat
terpaksa memberi konsesinya, dan adat serta aturan diubah sesuai dengan
keperluan baru dari indibidu-individu didalam masyarakat.
Proses Mengarah dalam Evokusi Kebudayaan.
Dengan mengambil
jangka waktu yang panjang maka akan terlihat prubahan-perubahan besar yang
seolah bersifat menentukan arah (dirctional) dari sejarah perkembangan
masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan. Sebagai contoh misalnya tingkat
kebudayaan manusia yang berawal dari Neolitik, kemudian berubah menjadi Mesoltk
dan akhirnya berubah menuju Paleolitik.
Proses Difusi.
Peneyebaran Manusia.
Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia terjadi di daerah Sabana
tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir
seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan dengan adanya
proses pembiakan dan gerka penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan
proses adpatsi fisik dan sosial budaya.
Penyebaran Unsur-Unsur Kebudayaan.
Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di
muka bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses
penyebaran unsur penyebaran kebudayaan seluruh penjuru dunia yang disebut
proses difusi (diffusion). Salah satu bentuk difusi dibawa oleh
kelompok-kelompok yang bermigrasi. Namun bisa juga tanpaadanaya migrasi, tetapi
karena ada individu-individu yang membawa unsur-unsur kebudayaan itu, dan
mereka adalah para pedagang dan pelaut.
Akulturasi dan Pembauran atau Asimilasi.
Akulturasi. Poses
sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan demikian rupa,
sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan dioalh
kedalm kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
itu sendiri. Asimilasi
adalah Proses sosial yang timbul bila ada
golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian
saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga
kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan
juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur
kebudayaan yang campuran.
Pembaruan atau Inovasi
Inovasi dan Penemuan.
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam,
energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi
baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya
produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan
ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang
dan melalui dua tahap khusus yaitu discovery dan invention.
Discovery adalah
suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat
baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian dari
beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi
invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan
baru itu.
Pendorong Penemuan Baru. Faktor-faktor pendorong bagi individu dalam suatu
masyarakat untuk memulai dan mengembangkan penemuan-penemuan baru anatar lain :
1. Kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan.
2. Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
3. Sistem perangsang bagi aktivitas mencpta dalam masyarakat.
5. MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN INDONESIA
Dinamika sosial dan
kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia, walaupun luas
spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan kebudayaan
Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya
dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di negeri
maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang beranekaragam
itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif
masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam
arti luas maupun pergantian generasi.
Ada sejumlah kekuatan
yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia.
Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah
kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian
generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan
dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya
(culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta
perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan
sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Betapapun cepat atau
lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan factor apapun
penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan
kontra terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi
pro dan kontra itu dapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan
disintegrasi sosial terutama dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur
seperti Indonesia.
6. PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN DEWASA INI
Masyarakat Indonesia
dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai akibat
tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal
pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk
mempercepat pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi
maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan orientasi
baru. Tidaklah mengherankan apabila masyarakat Indonesia yang majemuk dengan
multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan dalam menata kembali
tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini.
Penerapan teknologi
maju
Penerapan teknologi
maju untuk mempercepat pebangunan nasional selama 32 tahun yang lalu telah
menuntut pengembangan perangkat nilai budaya, norma sosial disamping
ketrampilan dan keahlian tenagakerja dengn sikap mental yang mendukungnya.
Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya itu memerlukan penanaman modal
yang besar (intensive capital investment); Modal yang besar itu harus dikelola
secara professional (management) agar dapat mendatangkan keuntungan materi
seoptimal mungkin; Karena itu juga memerlukan tenagakerja yang berketrampilan
dan professional dengan orientasi senantiasa mengejar keberhasilan (achievement
orientation).
Tanpa disadari,
kenyataan tersebut, telah memacu perkembangan tatanan sosial di segenap sector
kehidupan yang pada gilirannya telah menimbulkan berbagai reaksi pro dan kontra
di kalangan masyarakat. Dalam proses perkembangan sosial budaya itu, biasanya
hanya mereka yang mempunyai berbagai keunggulan sosial-politik, ekonomi dan
teknologi yang akan keluar sebagai pemenang dalam persaingan bebas. Akibatnya
mereka yang tidak siap akan tergusur dan semakin terpuruk hidupnya, dan
memperlebar serta memperdalam kesenjangan sosial yang pada gilirannya dapat
menimbulkan kecemburuan sosial yang memperbesar potensi konflik sosial.dalam
masyarakat majemuk dengan multi kulturnya.
Keterbatasan
lingkungan (environment scarcity)
Penerapan teknologi
maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif dalam
pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin, mesin-mesin
berat yang mahal harganya dan beaya perawatannya, mendorong pengusaha untuk
menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan dhutan secara
besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga mesin pabrik
harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan mentah menjadi barang jadi yang
siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah
menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya mengancam kehidupan
penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan kehidupan di lingkungan
yang di explotasi secara besar-besaran.
Di samping itu
penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas lingkungan
geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber daya alam
yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang dengan
peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan digunakan
tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk setempat.
Ketimpangan
sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada gilirannya juga
menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai
budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yang
harus nmampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa yang
seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga
penduduk seolah-olahkehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun
pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan
pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosial seperti
kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaan kayu
tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan lahan oleh mereka yang
tidak berhak. Kelumpuhan sosial itu telah menimbulkan konflik sosial yang
berkepanjangan dan berlanjut dengan pertikaian yang disertai kekerasan ataupun
amuk.
Kebudayaan Jawa Tengah
Jawa Tengah
jawa tengah adalah propinsi dimana
budaya jawa banyak berkembag disini karena di jawa tengah dahulu banyak
kerajaan berdiri disini itu terlihat dari berbagai peninggalan candi di jawa
tengah.
mahakarya yang sungguh mempesona adalah batik di jawa tengah setiap daerah
mempunya corak batik tulis yang berbeda beda mereka mempunyai ciri khas sendiri
sendiri selain batik ada juga kesenian yang tak kalah luar biasanaya ada wayang
kulit yang sudah dia kaui dunia sebagai warisan budaya dunia oleh unesco ada
juga tembang tembang (lagu lagu ) jawa yang diiringi oleh gamelan (alat musik)
yang juga dikenal dengan campursariada juga ketoprak yang merupakan pertunjukan
seni peran khas dari jawa
di jawa tengah juga masih ada kerjaan yang samapai sekarang masih berdiri
tepatnya dikota solo yang dikenal dengan kasunanan solo budaya jawa tengah
sungguh banyak mulai dari wayang ,wayang orang, ketoprak,tari dan masih banyak
lagi berikut beberapa foto terkait budaya jawa tengah :
Kraton
Solo
Jawa Tengah juga memiliki pakaian khas dari daerah ini yaitu batik jawa.
Batik jawa ini juga memiliki beberapa perbedaan di dalam motif-motifnya.
Batik
Jawa tengah merupakan salah satu derah
paling produktif di bidang kebudayaannya, sebab sangat banyak kebudayaan yang
dihasilkan dari daerah ini. Kita lihat saja dari kebudayaan tari-tariannya,
jawa tengah memiliki Tari Serimpi, Tari bambangan Cakil, Tari srikandi, dll.
Jawa tengah juga memiliki kebudayaan lainnya seperti rumah joglo yang merupakan
ciri khas dari jawa tengah ini sebenarnya memiliki gaya arsitek yang sangat
dinamis dengan lingkungannya, karena rumah joglo memiliki beberapa tiang-tiang
penyangga yang terbuat dari kayu jati. Rumah joglo juga memiliki keunikan
tersendiri seperti memiliki pendopo untuk menerima tamu atau hanya untuk kumpul
keluarga. Disetiap sudut-sudut dindingnya pun biasa dihiasi dengan
ukiran-ukiran yang lebih menarik bila dilihat. Kalau dari tariannya, tarian
Bambang Cakil menceritakan sebuah ksatria yang berusaha menjaga petapa dari
serangan buta cakil dan akhirnya sang buta cakil meninggal ditanggan ksatria
itu, sedangkan tari serimpi biasanya di mainkan oleh 4 orang penari putrid yang
mencerminkan dari 4 elemen yang ada dibumi yaitu air, api, angina, dan tanah.
Tarian ini juga biasanya diiringi oleh suara gamelan jawa.
Ketoprak
Pagelaran Wayang Kulit
Tari Srikandi/ Tari Panah
Pertujukan Wayang Orang
Sinden
Tayub
Batik
Adat Jawa
Keris