Pertambahan penduduk yang cepat mempunyai implikasi pada berbagai
bidang. Bertambahnya penduduk yang cepat ini mengakibatkan tekanan pada
sektor penyediaan fasilitas tenaga kerja yang tidak mungkin dapat
ditampung dari sektor pertanian. Maka untuk perluasan kesempatan kerja,
sektor industri perlu ditingakatkan baik secara kualitas maupun
kuantitas. Peningkatan secara bertahap di berbagai bidang industri akan
menyebabkan secara beransur-ansur tidak akan lagi tergantung kepada
hasil produksi luar negeri dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Walau
telah ditentukan oleh pemerintah bahwa dalam peningkatan pembangunan
industri hendaknya jangan sampai membawa akibat rusaknya lingkungan
hidup, dalam kenyataannya yang lebih banyak diperhatikan dalam pendirian
industri sekarang adalah keuntungan-keuntungan dari hasil produksinya.
Sedikit sekali perhatian terhadap masalah lingkungan, sehingga pendirian
industri tersebut akan mengakibatkan pencemaran lingkungan oleh hasil
pembuangan limbah industri yang kadang-kadang diabaikan.
Oleh karena
itu perlu adanya perencanaan yang matang pada setiap pembangunan
industri agar dapat diperhitungkan sebelumnya segala pengaruh aktivitas
pembangunan industri tersebut terhadap lingkunganyang lebih luas. Dalam
mengambil keputusan pendirian suatu perindustrian, selain keuntungan
yang akan diperoleh harus pula secara hati-hati dipertimbangkan
kelestarian lingkungan. Berikut ini ada beberapa perinsip yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan proyek industri terhadap lingkungan
sekitarnya :
1. Evaluasi pengaruh sosial ekonomi dan ekologi baik secara umum maupun khusus.2. Penelitian dan pengawasan lingkungan baik untuk jangkapendek maupun jangka panjang. Dari sini akan didapatkan informasi mengenai jenis perindustrian yang cocok dan menguntungkan.
3. Survey mengenai pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul pada lingkungan.
4. Berdasarkan petunjuk-petunjuk ekologi dibuat formulasi mengenai kriteria analisa biaya, keuntungan proyek, rancangan bentuk proyek dan pengelolaan proyek.
5. Bila penduduk setempat terpaksa mendapat pengaruh negatif dari pembangunan proyek industri ini, maka buatlah pembangunan alternatif atau dicarikan jalan untuk kompensasi kerugian sepenuhnya.
Yang dimaksud dengan idustri adalah pengelolaan bahan
baku menjadibahan jadi atau setengan jadi. Dan dalam pelaksanaannya
mulai dari bahan baku, proses pengolahan maupun hasil akhir yang berupa
hasil produksi dan hasil buangannya (sampah) banyak di antaranya
terdiri dari bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan seperti bahan
logam, bahan organis, bahan korosif, bahan-bahan gas dan lain-lain bahan
yang berbahaya baik untuk pekerja maupun masyarakat di sekitar proyek.
Pengalaman
beberapa negara berkembang khususnya negara-negara latin yang gandrung
memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju
(core industry) untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada
terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini terjadi karena aspek-aspek dasar
dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh negara importir, tetapi
memakmurkan negara pengekpor atau pembuat teknologi. Negara pengadopsi
hanya menjadi komsumen dan ladang pembuangan produk teknologi karena
tingginya tingkat ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk
teknologi dan industri dari negara maju Alasan umum yang digunakan oleh
negara-negara berkembang dalam mengadopsi teknologi (iptek) dan
industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun John Naisbitt
yang meyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam ekonomi
dan era informasi harus melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal
ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan di negara-negara untuk
beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan pembangunan
berikutnya.
Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi permintaan akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus mengorbankan ekologi dan lingkungan hidup manusia. Hal ini dapat kita lihat dari pesatnya perkembangan berbagai industri yang dibangun dalam rangka peningkatan pendapatan (devisa) negara dan pemenuhan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia.
Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi permintaan akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus mengorbankan ekologi dan lingkungan hidup manusia. Hal ini dapat kita lihat dari pesatnya perkembangan berbagai industri yang dibangun dalam rangka peningkatan pendapatan (devisa) negara dan pemenuhan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia.
Disamping
itu, iptek dan teknologi dikembangkan dalam bidang antariksa dan
militer, menyebabkan terjadinya eksploitasi energi, sumber daya alam dan
lingkungan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai produk yang
dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Gejala
memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect) akibat
menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya
gurun, serta melumernnya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan Bumi
dapat dijadikan sebagai indikasi dari terjadinya pencemaran lingkungan
kerena penggunaan energi dan berbagai bahan kimia secara tidak seimbang
(Toruan, dalam Jakob Oetama, 1990: 16 - 20). Selain itu, terdapat juga
indikasi yang memperlihatkan tidak terkendalinya polusi dan pencemaran
lingkungan akibat banyak zat-zat buangan dan limbah industri dan rumah
tangga yang memperlihatkan ketidak perdulian terhadap lingkungan hidup.
Akibat-akibat dari ketidak perdulian terhadap lingkungan ini tentu saja
sangat merugikan manusia, yang dapat mendatangkan bencana bagi kehidupan
manusia. Oleh karena itu, masalah
pencemaran lingkungan baik
oleh karena industri maupun komsumsi manusia, memerlukan suatu pola
sikap yang dapat dijadikan sebagai modal dalam mengelola dan menyiasati
permasalahan lingkungan.
Pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai masalah lingkungan hidup sering menimbulkan ketidak harmonisan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Akibatnya seringkali terjadi kekurang tepatan dalam menerapkan berbagai perangkat peraturan, yang justru menguntungkan perusak lingkungan dan merugikan masyaakat dan pemerintah.
Pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai masalah lingkungan hidup sering menimbulkan ketidak harmonisan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Akibatnya seringkali terjadi kekurang tepatan dalam menerapkan berbagai perangkat peraturan, yang justru menguntungkan perusak lingkungan dan merugikan masyaakat dan pemerintah.
Itikad penanganan dan pemecahan masalah lingkungan telah
ditunjukan oleh pemerintah melalui Kantor Menteri Lingkungan Hidup yang
mempersyaratkan seluruh bentuk kegiatan industri harus memenuhi
ketentuan Amdal dan menata hasil buangan industri baik dalam bentuk
padat, cair maupun gas. Disamping itu, berbagai seruan dan ajakan telah
disampaikan kepada konsumen dan rumah tangga pengguna produk industri
yang buangannya tidak dapat diperbaharui ataupun didaur ulang.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas permasalahan: 1). Bagaimana kontribusi industri dan teknologi yang menyebar terhadap pencemaran lingkungan, 2). Bagaimana klasifikasi pencemaran lingkungan dan, 3). Bagaimana menyikapi terjadinya pencemaran lingkungan hidup.
A. KONSEP-KONSEP UNTUK MEMAHAMI MASALAH LINGKUNGAN DAN PENCEMARAN OLEH INDUSTRIBerdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas permasalahan: 1). Bagaimana kontribusi industri dan teknologi yang menyebar terhadap pencemaran lingkungan, 2). Bagaimana klasifikasi pencemaran lingkungan dan, 3). Bagaimana menyikapi terjadinya pencemaran lingkungan hidup.
Seringkali
ditemukan pernyataan yang menyamakan istilah ekologi dan lingkungan
hidup, karena permasalahannya yang bersamaan. Inti dari permasalahan
lingkungan hidup adalah hubungan mahluk hidup, khususnya manusia dengan
lingkungan hidupnya. IImu tentang hubungan timbal balik mahluk hidup
dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi (Soemarwoto, 1991: 19).
Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda, daya. keadaan dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dengan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri
kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya
(Soerjani, dalam Sudjana dan Burhan, 1996: 13).
Dari definisi diatas
tersirat bahwa mahluk hidup khususnya merupakan pihak yang selalu
memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan
kebutuhan pangan, papan dan lain-lain.
Dan, manusia sebagai mahluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumbersumber daya alam bagi kebutuhan hidupnya.
Di alam terdapat berbagai sumber daya alam. yang merupakan komponen lingkungan yang sifatnya berbeda-beda, dimana dapat digolongkan atas :
Dan, manusia sebagai mahluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumbersumber daya alam bagi kebutuhan hidupnya.
Di alam terdapat berbagai sumber daya alam. yang merupakan komponen lingkungan yang sifatnya berbeda-beda, dimana dapat digolongkan atas :
Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable natural resources)
Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable natural resources).
Berbagai sumber daya alam yang mempunyai sifat dan perilaku yang beragam tersebut saling berinteraksi dalam bentuk yang berbeda-beda pula (Suratmo, dalam Sudjanan dan Burhan, 1996:31). Sesuai dengan kepentingannya maka sumber daya alam dapat dibagi atas; (a). fisiokimia seperti air, udara, tanah, dan sebagainya, (2). biologi,
Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable natural resources).
Berbagai sumber daya alam yang mempunyai sifat dan perilaku yang beragam tersebut saling berinteraksi dalam bentuk yang berbeda-beda pula (Suratmo, dalam Sudjanan dan Burhan, 1996:31). Sesuai dengan kepentingannya maka sumber daya alam dapat dibagi atas; (a). fisiokimia seperti air, udara, tanah, dan sebagainya, (2). biologi,
seperti
fauna, flora, habitat, dan sebagainya, dan (3). sosial ekonomi seperti
pendapatan, kesehatan, adat-istiadat, agama, dan lain-lain.
Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan non-hayati akan menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya didapati proses pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang menandai adanya habitat, proses adaptasi dan evolusi.
Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya, maka manusia harus mampu mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor. Berkaitan dengan pernyataan ini, Soemarwoto (1991: 50 -51) mengkategorikan sifat lingkungan hidup alas dasar: (1). Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut, (2). hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup tersebut, (3). kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup, dan (4). faktor-faktor non-materil, seperti cahaya dan kebisingan.
Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan non-hayati akan menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya didapati proses pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang menandai adanya habitat, proses adaptasi dan evolusi.
Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya, maka manusia harus mampu mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor. Berkaitan dengan pernyataan ini, Soemarwoto (1991: 50 -51) mengkategorikan sifat lingkungan hidup alas dasar: (1). Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut, (2). hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup tersebut, (3). kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup, dan (4). faktor-faktor non-materil, seperti cahaya dan kebisingan.
Manusia berinteraksi dengan
lingkungan hidupnya, yang dapat mempengaruhi dan mempengaruhi oleh
lingkungan hidupnya, membentuk dan dibentuk oleh lingkungan hidupnya.
Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya adalah sirkuler, berarti
jika terjadi perubahan pada lingkungan hidupnya maka manusia akan
terpengaruh.
Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan
oleh adanya pencemaran lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan mutu
hidup manusia. Misalnya, akibat polusi asap kenderaan atau cerobong
industri, udara yang dipergunakan untuk bernafas oleh manusia yang
tinggal di lingkungan itu akan tercemar oleh gas CO (karbon monoksida).
Berkaitan dengan paparan ini, perlakuan manusia terhadap lingkungan akan
mempengaruhi mutu lingkungan hidupnya.
Konsep mutu lingkungan
berbeda bagi tiap orang yang mengartikan dan mempersepsikannya.
Soemarwoto (1991: 53) secara sederhana menerjemahkan bahwa mutu
lingkungan hidup diukur dari kerasannya manusia yang tinggal di
lingkungan tersebut, yang diakibatkan oleh terjaminnya perolehan rejeki,
iklim dan faktor alamiah lainnya yang sesuai.
Batasan ini terasa sempit, bila dikaitkan dengan pengaruh elemen lingkungan yang sifatnya tidak dikenali dan dirasakan, misalnya dampak radiasi baik yang disebabkan oleh sinar ultarviolet atau limbah nuklir, yang bersifat merugikan bagi kelangsungan hidup mahluk hidup.
B. INDUSTRI DAN PENCEMARAN LINGKUNGANBatasan ini terasa sempit, bila dikaitkan dengan pengaruh elemen lingkungan yang sifatnya tidak dikenali dan dirasakan, misalnya dampak radiasi baik yang disebabkan oleh sinar ultarviolet atau limbah nuklir, yang bersifat merugikan bagi kelangsungan hidup mahluk hidup.
Jika
kita ingin menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu adanya itikad
yang kuat dan kesamaan persepsi dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelohttp://www.blogger.com/img/blank.giflaan lingkungan hidup
dapatlah diartikan sebagai usaha secar sadar untuk memelihara atau
memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi
dengan sebaik-baiknya (Soemarwoto, 1991: 73).
Memang manusia memiliki
kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya , secara hayati
ataupun kultural, misalnya manusia dapat menggunakan air yang tercemar
dengan rekayasa teknologi (daur ulang) berupa salinisasi, bahkan
produknya dapat menjadi komoditas ekonomi. Tetapi untuk mendapatkan mutu
lingkungan hidup yang baik, agar dapat dimanfaatkan secara optimal maka
manusia diharuskan untuk mampu memperkecil resiko kerusakan lingkungan.
xumberhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3836/1/sosiologi-henry.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar