Pendidikan Agama Islam di Sekolah semestinya menjadi kontrol moral dan
akhlaq. Faktanya, Pendidikan Agama Islam belum cukup efektif memberikan
dampak bagi perbaikan moralitas masyarakat. Kondisi ini mengundang
banyak kritik terkait berbagai hal menyangkut Pendidikan Islam; materi,
kurikulum, dan metodologi maupun lainnya.
Di saat masyarakat mengalami krisis kepercayaan terhadap Mata Pelajaran
PAI sebagai instrument kendali moral dan akhlaq, kini masyarakat
diperkenalkan munculnya beberapa lembaga training yang menawarkan
program metode belajar Aktivasi Otak tengah (AOT). Di antaranya adalah
Mid-Brain Consultancy (MBC) Indonesia. Lembaga ini sangat gigih
menjanjikan masyarakat bahwa dengan hanya dua hari, secara instan bisa
merubah akhlaq atau karakter anak menjadi lebih baik.
Lebih dari itu, program ini menjanjikan peningkatan kecerdasan anak
secara berlipat dari sebelumnya. Tawaran ini tentu sangat menggiurkan
bagi orang tua siswa yang memiliki komitmen tinggi menyiapkan SDM anak
secara maksimal. Walaupun harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal
untuk mengikuti program tersebut.
Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengambil
permasalahan tentang bagaimana metode aktivasi otak tengah yang
diselenggarakan oleh Mid-Brain Consultancy (MBC) Indonesia, Bagaimana
tingkat keberhasilan aktivasi otak tengah dalam meningkatkan prestasi
belajar PAI, serta bagaimana dampak aktivasi otak tengah terhadap
karakter anak-anak yang sudah teraktivasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun metode
pengumpulan datanya adalah: wawancara, observasi, angket dan
dokumentasi. Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis data meliputi,
pengumpulan data, reduksi data, display data dan verifikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar